Pernah tidak waktu ngirim barang ke ekspedisi misal ke JNE, JNT, POS, atau yang lainnya, barang sudah kita timbang dan di timbangan kita berat barang itu 1kg tapi kata pihak ekspedisi barang itu kena ongkir 2kg? Katanya kena volume.
Bingung?
Tulisan saya kali ini akan membahas apa tentang berat volume.
Jadi teman-teman harus tahu kalau di hampir semua ekspedisi, berat itu ada dua macam. Berat timbangan dan berat volume atau kadang juga disebut berat aktual dan berat volumetrik.
Berat aktual itu adalah berat barang sesungguhnya, bisa diketahui ketika ditimbang menggunakan timbangan. Nah kalau berat volumetrik itu adalah volume barang yang dibagi dengan nilai pembagian yang sudah ditentukan, umumnya nilai pembagi adalah 6000 (enam ribu).
Jadi rumusnya: (Panjang x Lebar x Tinggi) dibagi 6000
Contoh sebuah barang/paket mempunyai panjang 10cm, lebar 10cm, tinggi 10cm. Maka volume barang tersebut adalah 10x10x10 = 1000cm, lalu dibagi 6000 = 0,17kg.
Jadi, barang dengan volume 1000cm sama dengan 0,17kg.
Mungkin teman-teman punya pertanyaan.
Angka 6000 itu dari mana?
Saya juga belum mempelajari darimana angka tersebut didapat. Tapi sudah umum di semua ekspedisi kalau angka 6000 digunakan sebagai nilai pembagi/divider untuk menghitung berat volumetrik untuk paket dalam negeri/domestik. Sedangkan untuk paket keluar negeri biasanya menggunakan nilai pembagi 5000.
Lalu, yang dipakai berat aktual atau berat volumetrik?
Ongkos kirim yang dikenakan pada semua ekspedisi, umumnya adalah menggunakan yang paling tinggi nilainya antara berat aktual dan berat volumetrik. Kecuali ada kebijakan khusus seperti promo atau lainnya.
Misal berat aktual sebuah barang 1kg, kemudian berat volumetriknya 3kg, maka yang digunakan untuk menghitung ongkir adalah berat volumetrik. Begitu juga sebaliknya, jika berat volumetrik 1kg, kemudian berat aktualnya 2kg yang digunakan untuk menghitung ongkir adalah berat aktual.